Selasa, 25 Juni 2013

makalah arsip




BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Surat adalah media komunikasih dalam bentuk tulisan yang dilakukan oleh seseorang atau lembaga keseseorang atau lembaga lainya. Pengenalan terhadap jenis dan sifat surat merupakan hal yang penting diketahui agar lebih mudah untuk menyelesaikan sesuatu tugas yang sesuai dengan isi atau maksud dari surat tersebut. Surat menyurat merupakan salah satu komponen yang sangat penting di dalam menjalankan sebuah institusi atau organisasi , karena di dalamnya berisikan tentang hal-hal yang membantu perkembangan dari organisasi tersebut. Ada beberapa bentuk dari surat menyurat yang di lakukan oleh sebuah instansi , baik surat untuk keluar ataupun yang hanya untuk anggota organisasi tersebut.
Sebagai calon pustakawan sudah seharusnya kita mengetahui bentuk-bentuk surat yang ada dalam sebuah organisasi dan bagaimana system pembuatan serta fungsi dari surat-surat tersebut. Permasalahannya adalah apakah kita sudah mengetahui hal-hal yang di atas ? Di dalam makalah ini kami akan menyajikan beberapa jenis surat yang ada dalam sebuah organisasi serta kami juga akan menyajikan bagaimana cara memenej surat-surat tersebut.

1.2    Rumusan Masalah
v  Bagaimana cara memenej surat edaran dan tembusan?
v  Bagamana cara memenej formulir?
v  Bagaimana metode pemberkasan sistem abjad?

1.3  Tujuan
v  Mengetahui cara memenaj surat edaran dan tembusan
v  Mengetahui cara memenej formulir
v  Mengetahui metode pemberkasan sistem abjad





                                                           

BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Surat
Surat adalah media komunikasih dalam bentuk tulisan yang dilakukan oleh seseorang atau lembaga keseseorang atau lembaga lainya. Surat menyurat adalah salah satu bentuk komunikasih dengan mempergunakan surat sebagai alat, oleh karena itu surat menyurat merupakan salah satu alat komunikasih yang sangat penting dan setiap waktu dilakukan dalam tugas sehari-hari dalam kantor. Surat merupakan salah satu alat komunikasih  tertulis yang berasal dari satu pihak dan ditujukan dari pihak lain untuk menyempaikan berita dengan jelas karna sangat penting artinya dalam membantu memperlancar tujuan organisasi.

2.2    Manajemen surat edaran dan tembusan
Surat edaran merupakan surat pemberitahuan secara tertulis yang ditujukan kepada banyak pihak. Untuk menyusun program manajemen surat edaran perlu dikeluarkan sebuah dokumen autorisasi yang menyebutkan tujuan, tanggung jawab, autoritas program, serta prosedur untuk mengoperasikan system surat edaran tersebut. Program manajemen surat edaran terdiri dari  dari 2 aspek yaitu :
1.    Penyusunan dan pengoperasian system surat edaran
2.    Analisis dan kontrol surat edaran
a.    Sistem surat edaran
Jenis system surat edaran terbagi atas :
1.    Aras tunggal (single level), artinya hanya ada satu sistem untuk seluruh badan korporasi dan semua isu harus sesuai dengan standar tunggal
2.    Aras ganda (multiple level), pada system ini, pada tingkat administratif tertinggi disusun system utama sedangkan sistem individual diperbolehkan pada aras lebih rendah namun tetap berpegang pada skeman klasifikasi subjek standar.
2.3.1  Surat edaran permanen
                                                                          

     Surat edaran permanen artinya surat edaran yang berlaku terus sampai saat dicabut atau digantikan dengan surat edaran baru
2.3.2  Surat edaran sementara
            Surat edaran temporer tetap berlaku selama masa waktu tertentu, biasa tidak lebih dari satu tahun. Surat edaran ini dengan sendirinya batal bila jatuh waktu dengan sendirinya haru di musnahkan bila lewat waktu atau dibatalkan. Hanya dalam keadaan darurat saja sebuah edaran sementara di ubah menjadi edaran permanan dan dalam keadaan demmikian, serat edaran permanen yang direfisi harus dikeluarkan secepat mungkin.
2.4    Menyusun Sistem.
            Hal yang perlu di perhatikan dalam Menyusun system surat edaran adalah dengan memperhatikan berkas-berkas surat edaran terbagi 2 jenis , yaitu :
1.      Berkas historis
2.      Berkas rujukan induk
2.4.1        Indeks surat edaran
            Indeks brfungsi sebagai alat bantu bagi pemakai dan membantu staf manajemen surat edaran untuk mengetahui lokasi semua isu dalam system. Ada 2 jenis indeks yang di gunakan yaitu indeks numeric dan indeks subjek.
2.4.2        Klasifikasi
            Dengan mengelompokkan surat edaran berdasarkan kode subjek dan klasifikasi maka akan dapat mencegah terjadinya duplikasi,konflik,kelemahan procedural,atau celah dalam cakupan. Badan klasifikasi hendaknya bersifat :
1.      Lengkap
2.      Luwes
3.      Logis
4.      Terbatas
5.      Tepat
2.4.3        Pengkodean
            Pengkodean atau penyandian berarti pembarian symbol atau singkatan ke subjek yang terdaftar pada table klasifikasi subjek.
                                                                                          

2.4.4        Surat edaran yang di refisi
            Artinya penulisan ulang sepenuhnya atas surat edaran yang ada. Dengan cara menambahkan awalan abjad ke kode klasifikasi subjek yang telah di tentukan. Contoh : OA-144-1A. artinya refisi pertama atas OA-144.
2.4.5         Buku pedoman
            Buku pedoman maliputi dimana surat edaran di kumpulkan dan disusun secara manual, danidentifikasi dilakukan dengan menggunakan judul buku pedoman serta nomor urut. Masing-masing buku pedoman di beri kode klasifikasi subjek untuk menunjukkan bidang fungsional yang dicakupkan.
2.4.6           Surat edaran sementara
Surat edaran sementara biasanya diberi nomor urut. Metode yang lazim digunakan adalah dengan menggunakan seri nomor urut yang didahului dengan symbol pembuat dan rujukan ke tahun kabisat atau tahun anggaran. Missal PER-99-2
2.4.7           Dokumentasi
Informasi yang di tambahkan meliputi :
1.      Table klasifikasi subjek yang lengkap.
2.      Daftar symbol bagian yang berhak mengeluarkan surat edaran.
3.      Cara member kode , misalnya :
OA   ……….   Kode pembuat
2010 ……….   Nomor klasifikasi subjek
.2      ……….   Nomor urut
B      ……….   Tanda revisi
UI    ……….   Nomor perubahan
2.5           Format dan standardisasi
Badan korporasi menggunakan standar untuk format dan isi surat edaran untuk menghemat dan efisien. Format yang lazim digunakan adalah format outline dan playscript.


                                                  .

2.5.1     Format outline
format ini mengatur informasi dalam bentuk ringkasan dalam abjad atau numerik. Adapun butir-butir informasi yang dimuat dalam format ini adalah:

1.      Perusahaan yang mengeluarkan surat edaran
2.      Pengenal surat edaran
3.      Kode bagian pembuat surat edaran
4.      Tanggal persetujuan atau tanggal efektif mulai berlaku
5.      Perihal masalah
6.      Kode distribusi
7.      Identifikasi halaman berikutnya
8.      Blok persetujuan atau tanda tangan

2.5.2     Format playscript
            Playsript atau sandiwara dibuat berdasarkan model drama dengan nama pelaku ( petugas yang bertanggung jawab ) tertera pada bagian sisi halaman sedangkan baris yang berkaitan ( menyangkut tindakan ) tertera pada bagian kanan halaman.
2.5.3     Pengaturan surat edaran
            Unit dasr teks sebuah surat edaran adalah paragraph. Semua paragraph memerlukan tunjukan nomor atau huruf. Setiap paragraph utama hendaknya memuat tajuk deskripsi singkat untuk membantu pembaca mengenali masalah yang dimuat. Hal-hal yang harus di perhatikan dalam pengaturan surat edaran adalah sebagai berikut :
·         Urutan paragraph
·         Pinggiran/indeksi
·         Penomoran halaman
·         Materi suplemen
·         Angka
·         Rujukan
·         Lembaran pengantar
·         Revisi
·         Suplemen
2.6           Reproduksi, distribusi, dan stok
Reproduksi , Metode reproduksi tergantung pada jenis system surat edaran yang digunakan.sistem yang menggunakan jenis surat edaran lepas dapat dicetak atau di fotocopy. Kalau surat edaran teraotomasi dapan di keluarkan melalui CD atau soft copy lainnya.
Distribusi , system surat edaran yang baik maliputi system distribusi surat edaran sesuai dengan jadwal dan jumlah kopi atau eksemplar surat edaran.
Panduan stock , stok data atau bias disebut dengan beckup data , yang fungsinya sebagai data cadangan apabila terjadi kerusakan atau kehilangan sehingga data masih bias di cetak kembali.
2.7           Analisis dan control surat edaran
Analisis dan control surat edaran mencakup analisis isi surat edaran, bantuan editorial pada konseptor surat edaran, koordinasi surat edaran yang baru atau akan direvisi dengan berbagai unit organisasi, pemberian nomor control, dan pembinaaan system surat edaran secara keseluruhan.

2.8    Manajemen formulir
Manajemen formulir mencakup analisis kebutuhan pemakai guna menentukan bentuk atau format apa yang di inginkan, serta desain formulir yang paling baik dalm memenuhi kebutuhan pemakai dan mengupayakan agar formulit tersebut di buat secara efisien dan tersedia bagi pemakai.
Manajemen formulir mencapai sasaran tersebut melalui tindakan:
1.      Meniadakan formulir yang tidak perlu, kopi formulir yang tidak di perlukan, tela atau bitir (item) yang tidak diperlukan yang terdapat pada formulir
2.      Konsolidasi formulir yang bertujuan sama
3.      Mencegah formulir baru yang tidak perlu dan revisi yang tidak perlu terhadap formulir
4.      Mendesain formulir untuk memperoleh efektivitas maksimum
5.      Memutuskan media yang paling cocok untuk setiap formulir dan mengupayakan agar media tersebut tersedia bagi pemakai
Formulir merupakan arsip dinamis sehingga merupakan tugas manajemen arsip dinamis untuk mengenalinya. Nomor formulir merupakan nomor unik. Manajer arsip dinamis tidak harus berupa memasukan semua informasi relevan tentang formulir kedalam bentuk bilangan, cukup menyediakan pengenal unit untuk foremulir tersebut. Misalnya pembaca meneyediakan empat digit bagi setiap formulir, mulai dengan 0001. Kerena formulir sering direvisi, maka tambahkan A untuk formulir versi pertama yang tercetak.
Analisis dan Desain
Analisis mengidentifikasikan kebutuhan pemakai yang dipenuhi dalam bentuk formulir sedangkan desain mengunakan informasi yang dikumpulkan dari analisis untuk membuat format sebaik mungkin.
Analisis
Analis perlu menjawab pertanyaan dibawah ini dengan tidak memandang isi, pengunaan, dan bentuk fisik formulir.
Isi                                       
Perhatikan kata kebutuhan dan kata kebutuhan beroreantasi pada pemakai. Pemakai harus mampu memberikan alasan setiap butir yang diperlukan yang tertera di formulir.
Pengunaan
Sebagai contoh bila formulir di isi dirumah, pembuat formulir perlu menyediakan pedoman pengisian formulir yang sederhana namun komprehensif. Bila setiap karyawan mengisi formulir untuk badan korporasi, bentuk formulirnya dapat berupa formuli elektronik, tidak perlu dalam bentuk kertas. Bila merupakn dokumen sumber untuk masukan komputer, formulir harus desain sedemikian rupa sehingga data ditransfer dengan mudah.
Ciri fisik
Setiap dokumen yang ciptakan harus memiliki jadwal retensi. Bila pembuatan formulir tidak dilakukan oleh manajemen arsip dinamis, maka manajer arsipdinamis hendaknya memberi tahun bila badan kroporasi membuat formulir baru sehingga manjer arsip dinamis dapat membuat jadwal retensi. Pada sisstem desentralisasi arsip dinamis, manajen rekaman harus mengetahui formulir baru yang keluar setiap tahun sambil merevisi jadwal retensi.
Desain
Setelah analisis mengumpulkan informasi, langkah berikutnya adalah menuangkan informasi yang diperlukan ke dalam bentuk formulir. Misalnya nama nasabah, alamat, dan nomor telepon. Kemudian kelompok ini disususn menurut urutan logis bagi pengisi formulir dan pengelola formulir. Desainformulir bukan merupakan pekerjaan sulit maupun seni yang rumit selama pembaca mengikuti aturan dibawah ini. Adapun peraturan desainformulir ialah:
1.      Gunakan kontak atau desain keterangan kiri atas
2.      Gunakan keterangan yang jelas dan deskriptif
3.      Sediakan ruang yang cukup untuk menulis informasi
4.      Selalu menempatkan nomor formulir pada tempat yang sama
5.      Sediakan paling sedikit marginal 1 sentimeter di seluruh formulir dan sekitar 2 sentimeter di tepi kiri bila formulir akan ditebuk (dilubangi) 2 atau 3 lubang
6.      Gunakan jenis huruf sans serif untuk tajuk, instruksi ringkas, dan bagian yang memerlukan perbatikan (caption) gunakan huruf serif untuk instruksi panjang atau teks
7.      Tulislah instruksi yang jelas dan singkat
8.      Bila sebuah formulir merupakan bagian dari formulir ganda, maka distribusi harus disertakan, baik pada bagian instruksi maupun pada bagian bawah formulir
9.      Gunakan kertas nirkarbon untuk formulir multikopi
Keputusan pencetakan 
Bila badan korporasi memutuskan untuk menyerahkan pencetakanya kepencetak luar maka pencetak tersebut hendaknya memiliki program manajemen formulir yang lengkap. Pencetak semacam ini sudah banyak tersedia di negara maju, namun di Indonesia lazimnya mereka hanya mencetak, tidak menyimpan ataupun mengirimkan formulir ke nasabah.
Pemesanan ulang
Badan korporasi sering kali kehabisan formulir karena itu badan korporasi memesan formulir dalam jumlah banyak. Pengertian jumlah banyak ini artinya persediaan formulir tidak boleh melebihan persediaan satu tahun karena formulir mungkin saja harus tiba tiba direvisi. Misalnya, kotamadya tiba tiba mengubah nama jalan atau badan korporasi mengubah nomor telepon.
Penyimpanan
Bentuk kertas
Badan korporasi perlu mempertimbangkan dan mengambil keputusan menyangkut format fisik formulir karena terdapat berbagai pilihan menyangkut produksi formulir. Strategi yang digunakan adalah membuat formulir ing-griya (in-house forms) dengan mengunakan perangkat lunak desain formulir atau grafika, pencetak laser, dan peralatan reproduksi milik badan korporasi kemudian mengirimkanya  kedesainer formulir profesional. Dapat juga mengunaknan pencetak luar bila memerlukan formulir multibagian. Bila formulir akan dicetak oleh pencetak luar sedangkan badan korporasi tidak menyimpanya, maka korporasi menyusun sistem pemantauan agar tidak kehabisan persediaan formulir.
Bentuk elektronik
Formulir bentuk elektronik dapat diperbaiki dan didistribusikan dengan mudah dan cepat . distribusi formulir ini dapat diautomasikan dan lokaso formulir dapat dilacak setiap saat. Misalnya lembar waktu terpasang (online timesheet) dapat dipadukan dengan sistem penagihan nasabah.
Bibliografo
Brown,Andrew.”Get organized: implement a forms managemen program to improve efficiency,”forms and Label Purcbasing, 3 (2) June 1990.
2.9 Manajemen Laporan
Manajemen laporan memiliki 2 tujuan memperbaiki efisien dan menhemat uang.
Tujuan tersebut tercapai melalui proses sebagai berikut:
1.      Menghilangkan laporan yang tidak perlu
2.      Konsolidasi laporan bila memungkinkan
3.      Mendesain ulang isi laporan untukmeningkatkan efektivitasnya
4.      Membatasi distribusi laporan
5.      Membatasi jumlah kopi laporan yang dibuat
6.      Mengurangi frekuensi laporan
Pembentukan manajemen laporan
Pembentukan manajemen laporan perlu dukungan dari manajemen puncak. Bila disetujui perlu kejelasan menyangkut tanggung jawab, prosedur, distyribusi, dan evaluasi.
Tanggung jawab
Manajemen laporan merupakan tanggung jawab manajemen arsip dinamis, namun segmen tertentu manajemen laporan berada ditingkat manjemen lainya. Para manajer juga memegang peran penting dalm inventarisasi awal dan berkal menyangkut laporan yang berulang ulang sebagaimana diminta oleh manajer arsip dinamis. Pencipta dan penerima mengkoordinasikan penyelesaikan inventaris dan kuesionerlaporan sebagai mana dimintaoleh manjer arsip dinamis. Salah satu tujuan manajemen laporan adalah memberikan kontrolkontinu atas jumlah laporan yang semakin meningkat. Manajemen mengambil prakarsa melakukan inventarisasi dam audit; membuat perencanaan, implementasi, dan audit laporan yang dihasilkan komputer bekerjasama dengan personil dari bagian pengolahan data dan kata.
Prosedur
Kebijakan ini dikomunikasikan dengan menjelaskan garis beras ruanglingkup program informasi laporan, dan menjelaskan prosedur termasuk prosedur persetujuan untuk semua permintaan dan tinjauan laporan, format luaran dan tata letak format, persetujuan laporan final, evaluasi, dan tidak lanjut.
Inventaris laporan
Langkah pertama implementasi program manajemen laporan adalah invetarisasi laporan yang ada. Manajer arsip dinamis kemudian memeriksa kuesioner yang telah di isi lengkap, lalu mengambil keputusan:
1.      Mencoret nama orang orang yang tidak memerlukan laporan
2.      Mencoret nama orang oarang yang tidak mengembalikan kuesioner dalam waktu 21 hari
3.      Memusnahkan laporan bila distribusilaporan nol, artinya tidak ada penerima
4.      Mengambil tindakan lanjut menyangkut daftar distribusi dan memperbaiki laporan berdasarkan masukan menerima kuesioner
5.      Akhirnya menyusun log inventaris laporan
Laporan baru
Kriterial dalam menyusun atau menilai permintaan laporan ialah:
1.      Penggunaan
2.      Hakikat masalah
3.      Prosedur ekonomi
4.      Pendayagunaan data
5.      Koordinasi
6.      Laporan gabungan
7.      Penyingkatan
8.      Tenggat waktu
9.      Aras (tingkat) organisasi
10.  Frekuensi
11.  Kesederhanaan
12.  Penerapan
Berkas laporan
Berkas laporan fungsional memuat informasi tentang laporan dengan tujuan memenhindari duplikasi karena setiap permintaan laporan tersebut dicek dengan berkas laporan fungsioanl. Bila ada informasi yang dimuat dapat dimasukan kelaporan yang ada sehingga tidak perlu membuat laporan baru.
Informasi pada setiap formulir meliputi:
1.      Kopi (salinan) edisi mutakhir dan sebelumnya
2.      Kertas kerja yang menunjukan tahap tahap pengembangan
3.      Sebuah kopi atau rujukan kepedoman dari atasan
4.      Permintaan asli menyangkut permintaan persetujuan dan permintaan selanjutnya
5.      Dokumen berisi spesifikasi dan menunjukan kegiatan reproduksi atau pengadaan
6.      Dokumen yang menunjukan persediaan dan distribusi
Katalog lapoaran
Evaluasi
Evaluasi laporan diperoleh berdasarkan masukan yang berasal dari pembuatan laporan, pemakai dan penerimaan laporan. Masalah yang berkaitan dengan metode adalah banyak manajer merasa bahwa mereka memerlukan semua kopi laporan dengan tidak memandang apakahlaporan tersebut benar benar di gunakan atau hanya diberkaskan saja.
Mengunakan tenknologi komputer
Teknologi komputer memiliki dampak maknawi terhadap persiapan, penyusunan, penyebaran dan pengendalian laporan
Persiapan dokumen
Perangkat lunak pengolah kata membantu penulis lapoean dalam menulis dan menyunting laporan dengan cepat dan efisien. Perangkat lunak grafik memungkinkan konversi informasi tabuler dan menarik menjadi paparan grafik seperti peta dan bagan.
Transmisi dokumen
Laporan elektronik dapat disimpan dalam pangkalan data dan siap diakses oleh pemakai. Pada simpan elektronik, laporan tersedia setiap saat namun setiap menhemat waktu dan tenaga dan laporan tidak didistribusikan melainkan menunggu diakses oleh pemakai.
Kontrol dokumen
Pangkalan data disimpan juga untuk menyimpan indeks laporan sebuah perusahaan. Pada pangkalan data juga dapat disimpan katalok yang mendeskripsi laporan

2.10 metode pembamberkasan sistem abjad
metode pemberkasan sistem abjad dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.      Penyusunan berkas yang baku
2.      Sistem abjad
3.      Penyusunan berdasarkan adjab nama
4.      Peraturan pengadjadan
5.       Nama orang
6.      Nama tunggal
7.      Nama ganda
8.      Nama dengan awalan
9.      Nama yang menggunakan tanda sambung
10.  Nama cina
11.  Rujukan silang
12.  Wanita yang menikah
13.  Gelar
14.  Nama yang ditulis menjadi satu dengan tanda selang
15.  Nama wanita yang menikah
16.  Nama panggilan
17.  Nama perusahaan
18.  Nama orang dalam nama perusahaan
19.  Gelar dalam nama bisnis
20.  Singkatan
21.  Alamat
Metode pemberkasan nonabjad
Sistem pemberkasan nonabjad terdiri dari beberapa sitem yaitu :
1.      Sistem alfanumerik
Alfanumerik merupakan pemberkasan gabungan antara sistem abjad dengan sisten numerik. Pada sistem ini, berkas mula-mula disusun menurut abjad, baru kemudian disusun menurut nomor dibawah urutan abjad
2.      Sistem klasifikasi
Penyusunan berkas arsip dinamis desimal menggunakan klasifikasi desimal buatan sendiri maupn yang sudah ada. Salah satu klaisifikasi desimal yang banyak diginakan diperpustakaan adalah DDC (Deway decimal klasification).
3.      Sistem numerik
Pada sistem klasifikasi numerik, arsip dinamis disusun menurut urutan binlangan. Nomor numerik pada berkas berasal dari bebberapa asal, mungkin nomor tersebut merupakan bagian dari arsip dinamis itu sendiri, minslnya pada tagihan, kwitansi, cek, kartu penduduk, nomor tersebut dapat pula ditambahkan untuk memudahkan pengolahn dan temu balik.
4.      Sistem kronologis
Sistem menurut kronologis merupakan sistem oenyusuna berkas yang dijajar  menurut urutan tangal, muali dari tanggal sampai dengan tahun. Susunan kronologis cocok untuk : suspence files, berkas transaksi, berkas perorangan.
Keutungan sistem kronologis yaitu:
·         Mudah dilaksanakan
·         Cocok untuk klasifikasi menyeluruh, minsalnya korespondnesi dalam beberapa tahun atau berbagai tahun
Kerugian sistem kronolgis yaitu:
·         Hanya bermanfaat untuk badan atau perusahaan yang kecil saja
·         Tidak berguna bial tahun atau tanggal tidak diketahui
·         Surat masuk akan terpisah dari surat keluar
5.      Sistem warna

































BAB III

PENUTUP

A.      KESIMPULAN
       Surat adalah media komunikasih dalam bentuk tulisan yang dilakukan oleh seseorang atau lembaga keseseorang atau lembaga lainya. Surat menyurat adalah salah satu bentuk komunikasih dengan mempergunakan surat sebagai alat, oleh karena itu surat menyurat merupakan salah satu alat komunikasih yang sangat penting dan setiap waktu dilakukan dalam tugas sehari-hari dalam kantor. Surat merupakan salah satu alat komunikasih  tertulis yang berasal dari satu pihak dan ditujukan dari pihak lain untuk menyempaikan berita dengan jelas karna sangat penting artinya dalam membantu memperlancar tujuan organisasi.



B.        SARAN
Kami menyadari bahwa makalah kami mempunyai banyak kekurangan oleh sebab itu kami minta maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan dan penggunaan kata-kata, dan semoga makalah kami bermanfaat bagi penulis khususnya dan untuk pembaca khususnya.









DAFTAR PUSTAKA
Hasanah, Nanan. 2009. Implementasi Perpustakaan Digital di Institut Teknologi Bandung. Jurnal Pustakawan Indonesia. Vol.6 No.1.
Sulistyo-Basuki. 2001. Local Content: Harta Karun Yang Tersembunyi. Makalah seminar Unkris Petra. Surabaya.