BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Surat
adalah media komunikasih dalam bentuk tulisan yang dilakukan oleh seseorang
atau lembaga keseseorang atau lembaga lainya. Pengenalan terhadap jenis dan
sifat surat merupakan hal yang penting diketahui agar lebih mudah untuk
menyelesaikan sesuatu tugas yang sesuai dengan isi atau maksud dari surat
tersebut. Surat menyurat merupakan salah satu komponen yang sangat penting di
dalam menjalankan sebuah institusi atau organisasi , karena di dalamnya
berisikan tentang hal-hal yang membantu perkembangan dari organisasi tersebut.
Ada beberapa bentuk dari surat menyurat yang di lakukan oleh sebuah instansi ,
baik surat untuk keluar ataupun yang hanya untuk anggota organisasi tersebut.
Sebagai
calon pustakawan sudah seharusnya kita mengetahui bentuk-bentuk surat yang ada
dalam sebuah organisasi dan bagaimana system pembuatan serta fungsi dari
surat-surat tersebut. Permasalahannya adalah apakah kita sudah mengetahui
hal-hal yang di atas ? Di
dalam makalah ini kami akan menyajikan beberapa jenis surat yang ada dalam
sebuah organisasi serta kami juga akan menyajikan bagaimana cara memenej
surat-surat tersebut.
1.2
Rumusan
Masalah
v Bagaimana cara memenej surat edaran dan tembusan?
v Bagamana
cara memenej formulir?
v Bagaimana
metode pemberkasan sistem abjad?
1.3 Tujuan
v Mengetahui cara memenaj surat
edaran dan tembusan
v Mengetahui
cara memenej formulir
v Mengetahui
metode pemberkasan sistem abjad
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Surat
Surat adalah
media komunikasih dalam bentuk tulisan yang dilakukan oleh seseorang atau
lembaga keseseorang atau lembaga lainya. Surat menyurat adalah salah satu bentuk komunikasih
dengan mempergunakan surat sebagai alat, oleh karena itu surat menyurat
merupakan salah satu alat komunikasih yang sangat penting dan setiap waktu
dilakukan dalam tugas sehari-hari dalam kantor. Surat merupakan salah satu alat
komunikasih tertulis yang berasal dari
satu pihak dan ditujukan dari pihak lain untuk menyempaikan berita dengan jelas
karna sangat penting artinya dalam membantu memperlancar tujuan organisasi.
2.2
Manajemen surat edaran dan tembusan
Surat edaran merupakan surat pemberitahuan secara
tertulis yang ditujukan kepada banyak pihak. Untuk menyusun program manajemen
surat edaran perlu dikeluarkan sebuah dokumen autorisasi yang menyebutkan
tujuan, tanggung jawab, autoritas program, serta prosedur untuk mengoperasikan
system surat edaran tersebut. Program manajemen surat edaran terdiri dari dari 2 aspek yaitu :
1.
Penyusunan
dan pengoperasian system surat edaran
2.
Analisis
dan kontrol surat edaran
a. Sistem
surat edaran
Jenis system surat edaran terbagi atas :
1.
Aras
tunggal (single level), artinya hanya ada satu sistem untuk seluruh badan
korporasi dan semua isu harus sesuai dengan standar tunggal
2.
Aras
ganda (multiple level), pada system ini, pada tingkat administratif tertinggi
disusun system utama sedangkan sistem individual diperbolehkan pada aras lebih
rendah namun tetap berpegang pada skeman klasifikasi subjek standar.
2.3.1 Surat
edaran permanen
Surat edaran
permanen artinya surat edaran yang berlaku terus sampai saat dicabut atau
digantikan dengan surat edaran baru
2.3.2 Surat
edaran sementara
Surat
edaran temporer tetap berlaku selama masa waktu tertentu, biasa tidak lebih
dari satu tahun. Surat edaran ini dengan sendirinya batal bila jatuh waktu
dengan sendirinya haru di musnahkan bila lewat waktu atau dibatalkan. Hanya
dalam keadaan darurat saja sebuah edaran sementara di ubah menjadi edaran
permanan dan dalam keadaan demmikian, serat edaran permanen yang direfisi harus
dikeluarkan secepat mungkin.
2.4 Menyusun Sistem.
Hal
yang perlu di perhatikan dalam Menyusun system surat edaran adalah dengan
memperhatikan berkas-berkas surat edaran terbagi 2 jenis , yaitu :
1.
Berkas
historis
2.
Berkas
rujukan induk
2.4.1
Indeks surat edaran
Indeks
brfungsi sebagai alat bantu bagi pemakai dan membantu staf manajemen surat
edaran untuk mengetahui lokasi semua isu dalam system. Ada 2 jenis indeks yang
di gunakan yaitu indeks numeric dan indeks subjek.
2.4.2
Klasifikasi
Dengan
mengelompokkan surat edaran berdasarkan kode subjek dan klasifikasi maka akan
dapat mencegah terjadinya duplikasi,konflik,kelemahan procedural,atau celah
dalam cakupan. Badan klasifikasi hendaknya bersifat :
1. Lengkap
2. Luwes
3. Logis
4. Terbatas
5. Tepat
2.4.3
Pengkodean
Pengkodean atau penyandian berarti
pembarian symbol atau singkatan ke subjek yang terdaftar pada table klasifikasi
subjek.
2.4.4
Surat edaran yang di refisi
Artinya penulisan ulang sepenuhnya
atas surat edaran yang ada. Dengan cara menambahkan awalan abjad ke kode
klasifikasi subjek yang telah di tentukan. Contoh : OA-144-1A. artinya refisi
pertama atas OA-144.
2.4.5
Buku pedoman
Buku pedoman maliputi dimana surat
edaran di kumpulkan dan disusun secara manual, danidentifikasi dilakukan dengan
menggunakan judul buku pedoman serta nomor urut. Masing-masing buku pedoman di
beri kode klasifikasi subjek untuk menunjukkan bidang fungsional yang
dicakupkan.
2.4.6
Surat edaran sementara
Surat edaran sementara biasanya diberi nomor urut.
Metode yang lazim digunakan adalah dengan menggunakan seri nomor urut yang
didahului dengan symbol pembuat dan rujukan ke tahun kabisat atau tahun
anggaran. Missal PER-99-2
2.4.7
Dokumentasi
Informasi yang di tambahkan meliputi :
1. Table klasifikasi subjek yang lengkap.
2. Daftar symbol bagian yang berhak mengeluarkan surat
edaran.
3. Cara member kode , misalnya :
OA ………. Kode pembuat
2010 ……….
Nomor klasifikasi subjek
.2
………. Nomor urut
B ………. Tanda revisi
UI ………. Nomor perubahan
2.5
Format dan standardisasi
Badan korporasi menggunakan standar untuk format dan
isi surat edaran untuk menghemat dan efisien. Format yang lazim digunakan
adalah format outline dan playscript.
.
2.5.1 Format
outline
format ini mengatur
informasi dalam bentuk ringkasan dalam abjad atau numerik. Adapun butir-butir
informasi yang dimuat dalam format ini adalah:
1. Perusahaan yang mengeluarkan surat edaran
2. Pengenal surat edaran
3. Kode bagian pembuat surat edaran
4. Tanggal persetujuan atau tanggal efektif mulai berlaku
5. Perihal masalah
6. Kode distribusi
7. Identifikasi halaman berikutnya
8. Blok persetujuan atau tanda tangan
2.5.2 Format
playscript
Playsript
atau sandiwara dibuat berdasarkan model drama dengan nama pelaku ( petugas yang
bertanggung jawab ) tertera pada bagian sisi halaman sedangkan baris yang
berkaitan ( menyangkut tindakan ) tertera pada bagian kanan halaman.
2.5.3 Pengaturan
surat edaran
Unit
dasr teks sebuah surat edaran adalah paragraph. Semua paragraph memerlukan
tunjukan nomor atau huruf. Setiap paragraph utama hendaknya memuat tajuk
deskripsi singkat untuk membantu pembaca mengenali masalah yang dimuat. Hal-hal
yang harus di perhatikan dalam pengaturan surat edaran adalah sebagai berikut :
·
Urutan
paragraph
·
Pinggiran/indeksi
·
Penomoran
halaman
·
Materi
suplemen
·
Angka
·
Rujukan
·
Lembaran
pengantar
·
Revisi
·
Suplemen
2.6
Reproduksi, distribusi, dan stok
Reproduksi
, Metode
reproduksi tergantung pada jenis system surat edaran yang digunakan.sistem yang
menggunakan jenis surat edaran lepas dapat dicetak atau di fotocopy. Kalau
surat edaran teraotomasi dapan di keluarkan melalui CD atau soft copy lainnya.
Distribusi
, system surat
edaran yang baik maliputi system distribusi surat edaran sesuai dengan jadwal
dan jumlah kopi atau eksemplar surat edaran.
Panduan
stock , stok data atau
bias disebut dengan beckup data , yang fungsinya sebagai data cadangan apabila
terjadi kerusakan atau kehilangan sehingga data masih bias di cetak kembali.
2.7
Analisis dan control surat edaran
Analisis dan control surat edaran mencakup analisis
isi surat edaran, bantuan editorial pada konseptor surat edaran, koordinasi
surat edaran yang baru atau akan direvisi dengan berbagai unit organisasi,
pemberian nomor control, dan pembinaaan system surat edaran secara keseluruhan.
2.8
Manajemen
formulir
Manajemen formulir mencakup
analisis kebutuhan pemakai guna menentukan bentuk atau format apa yang di
inginkan, serta desain formulir yang paling baik dalm memenuhi kebutuhan
pemakai dan mengupayakan agar formulit tersebut di buat secara efisien dan
tersedia bagi pemakai.
Manajemen
formulir mencapai sasaran tersebut melalui tindakan:
1. Meniadakan formulir yang tidak
perlu, kopi formulir yang tidak di perlukan, tela atau bitir (item) yang tidak
diperlukan yang terdapat pada formulir
2.
Konsolidasi
formulir yang bertujuan sama
3.
Mencegah
formulir baru yang tidak perlu dan revisi yang tidak perlu terhadap formulir
4.
Mendesain
formulir untuk memperoleh efektivitas maksimum
5.
Memutuskan
media yang paling cocok untuk setiap formulir dan mengupayakan agar media
tersebut tersedia bagi pemakai
Formulir
merupakan arsip dinamis sehingga merupakan tugas manajemen arsip dinamis untuk
mengenalinya. Nomor formulir merupakan nomor unik. Manajer arsip dinamis tidak
harus berupa memasukan semua informasi relevan tentang formulir kedalam bentuk
bilangan, cukup menyediakan pengenal unit untuk foremulir tersebut. Misalnya
pembaca meneyediakan empat digit bagi setiap formulir, mulai dengan 0001.
Kerena formulir sering direvisi, maka tambahkan A untuk formulir versi pertama
yang tercetak.
Analisis dan Desain
Analisis
mengidentifikasikan kebutuhan pemakai yang dipenuhi dalam bentuk formulir
sedangkan desain mengunakan informasi yang dikumpulkan dari analisis untuk
membuat format sebaik mungkin.
Analisis
Analis
perlu menjawab pertanyaan dibawah ini dengan tidak memandang isi, pengunaan,
dan bentuk fisik formulir.
Isi
Perhatikan
kata kebutuhan dan kata kebutuhan beroreantasi pada pemakai. Pemakai harus
mampu memberikan alasan setiap butir yang diperlukan yang tertera di formulir.
Pengunaan
Sebagai
contoh bila formulir di isi dirumah, pembuat formulir perlu menyediakan pedoman
pengisian formulir yang sederhana namun komprehensif. Bila setiap karyawan
mengisi formulir untuk badan korporasi, bentuk formulirnya dapat berupa formuli
elektronik, tidak perlu dalam bentuk kertas. Bila merupakn dokumen sumber untuk
masukan komputer, formulir harus desain sedemikian rupa sehingga data
ditransfer dengan mudah.
Ciri fisik
Setiap
dokumen yang ciptakan harus memiliki jadwal retensi. Bila pembuatan formulir
tidak dilakukan oleh manajemen arsip dinamis, maka manajer arsipdinamis
hendaknya memberi tahun bila badan kroporasi membuat formulir baru sehingga
manjer arsip dinamis dapat membuat jadwal retensi. Pada sisstem desentralisasi
arsip dinamis, manajen rekaman harus mengetahui formulir baru yang keluar
setiap tahun sambil merevisi jadwal retensi.
Desain
Setelah
analisis mengumpulkan informasi, langkah berikutnya adalah menuangkan informasi
yang diperlukan ke dalam bentuk formulir. Misalnya nama nasabah, alamat, dan
nomor telepon. Kemudian kelompok ini disususn menurut urutan logis bagi pengisi
formulir dan pengelola formulir. Desainformulir bukan merupakan pekerjaan sulit
maupun seni yang rumit selama pembaca mengikuti aturan dibawah ini. Adapun
peraturan desainformulir ialah:
1.
Gunakan
kontak atau desain keterangan kiri atas
2.
Gunakan
keterangan yang jelas dan deskriptif
3.
Sediakan
ruang yang cukup untuk menulis informasi
4.
Selalu
menempatkan nomor formulir pada tempat yang sama
5.
Sediakan
paling sedikit marginal 1 sentimeter di seluruh formulir dan sekitar 2
sentimeter di tepi kiri bila formulir akan ditebuk (dilubangi) 2 atau 3 lubang
6.
Gunakan
jenis huruf sans serif untuk tajuk, instruksi ringkas, dan bagian yang
memerlukan perbatikan (caption) gunakan huruf serif untuk instruksi panjang
atau teks
7.
Tulislah
instruksi yang jelas dan singkat
8.
Bila
sebuah formulir merupakan bagian dari formulir ganda, maka distribusi harus
disertakan, baik pada bagian instruksi maupun pada bagian bawah formulir
9.
Gunakan
kertas nirkarbon untuk formulir multikopi
Keputusan pencetakan
Bila
badan korporasi memutuskan untuk menyerahkan pencetakanya kepencetak luar maka
pencetak tersebut hendaknya memiliki program manajemen formulir yang lengkap.
Pencetak semacam ini sudah banyak tersedia di negara maju, namun di Indonesia
lazimnya mereka hanya mencetak, tidak menyimpan ataupun mengirimkan formulir ke
nasabah.
Pemesanan
ulang
Badan
korporasi sering kali kehabisan formulir karena itu badan korporasi memesan
formulir dalam jumlah banyak. Pengertian jumlah banyak ini artinya persediaan
formulir tidak boleh melebihan persediaan satu tahun karena formulir mungkin
saja harus tiba tiba direvisi. Misalnya, kotamadya tiba tiba mengubah nama
jalan atau badan korporasi mengubah nomor telepon.
Penyimpanan
Bentuk kertas
Badan
korporasi perlu mempertimbangkan dan mengambil keputusan menyangkut format
fisik formulir karena terdapat berbagai pilihan menyangkut produksi formulir.
Strategi yang digunakan adalah membuat formulir ing-griya (in-house forms)
dengan mengunakan perangkat lunak desain formulir atau grafika, pencetak laser,
dan peralatan reproduksi milik badan korporasi kemudian mengirimkanya kedesainer formulir profesional. Dapat juga
mengunaknan pencetak luar bila memerlukan formulir multibagian. Bila formulir
akan dicetak oleh pencetak luar sedangkan badan korporasi tidak menyimpanya,
maka korporasi menyusun sistem pemantauan agar tidak kehabisan persediaan
formulir.
Bentuk elektronik
Formulir
bentuk elektronik dapat diperbaiki dan didistribusikan dengan mudah dan cepat .
distribusi formulir ini dapat diautomasikan dan lokaso formulir dapat dilacak
setiap saat. Misalnya lembar waktu terpasang (online timesheet) dapat dipadukan
dengan sistem penagihan nasabah.
Bibliografo
Brown,Andrew.”Get
organized: implement a forms managemen program to improve efficiency,”forms and Label Purcbasing, 3 (2) June
1990.
2.9
Manajemen Laporan
Manajemen
laporan memiliki 2 tujuan memperbaiki efisien dan menhemat uang.
Tujuan
tersebut tercapai melalui proses sebagai berikut:
1.
Menghilangkan
laporan yang tidak perlu
2.
Konsolidasi
laporan bila memungkinkan
3.
Mendesain
ulang isi laporan untukmeningkatkan efektivitasnya
4.
Membatasi
distribusi laporan
5.
Membatasi
jumlah kopi laporan yang dibuat
6.
Mengurangi
frekuensi laporan
Pembentukan manajemen laporan
Pembentukan
manajemen laporan perlu dukungan dari manajemen puncak. Bila disetujui perlu
kejelasan menyangkut tanggung jawab, prosedur, distyribusi, dan evaluasi.
Tanggung jawab
Manajemen laporan merupakan tanggung jawab manajemen
arsip dinamis, namun segmen tertentu manajemen laporan berada ditingkat
manjemen lainya. Para manajer juga memegang peran penting dalm inventarisasi
awal dan berkal menyangkut laporan yang berulang ulang sebagaimana diminta oleh
manajer arsip dinamis. Pencipta dan penerima mengkoordinasikan penyelesaikan
inventaris dan kuesionerlaporan sebagai mana dimintaoleh manjer arsip dinamis.
Salah satu tujuan manajemen laporan adalah memberikan kontrolkontinu atas
jumlah laporan yang semakin meningkat. Manajemen mengambil prakarsa melakukan
inventarisasi dam audit; membuat perencanaan, implementasi, dan audit laporan
yang dihasilkan komputer bekerjasama dengan personil dari bagian pengolahan
data dan kata.
Prosedur
Kebijakan ini dikomunikasikan dengan menjelaskan
garis beras ruanglingkup program informasi laporan, dan menjelaskan prosedur
termasuk prosedur persetujuan untuk semua permintaan dan tinjauan laporan,
format luaran dan tata letak format, persetujuan laporan final, evaluasi, dan
tidak lanjut.
Inventaris laporan
Langkah pertama implementasi program manajemen
laporan adalah invetarisasi laporan yang ada. Manajer arsip dinamis kemudian
memeriksa kuesioner yang telah di isi lengkap, lalu mengambil keputusan:
1. Mencoret nama orang orang yang
tidak memerlukan laporan
2. Mencoret nama orang oarang yang
tidak mengembalikan kuesioner dalam waktu 21 hari
3. Memusnahkan laporan bila distribusilaporan
nol, artinya tidak ada penerima
4. Mengambil tindakan lanjut
menyangkut daftar distribusi dan memperbaiki laporan berdasarkan masukan
menerima kuesioner
5. Akhirnya menyusun log inventaris
laporan
Laporan
baru
Kriterial dalam menyusun atau menilai permintaan
laporan ialah:
1. Penggunaan
2. Hakikat masalah
3. Prosedur ekonomi
4. Pendayagunaan data
5. Koordinasi
6. Laporan gabungan
7. Penyingkatan
8. Tenggat waktu
9. Aras (tingkat) organisasi
10. Frekuensi
11. Kesederhanaan
12. Penerapan
Berkas laporan
Berkas laporan fungsional memuat informasi tentang
laporan dengan tujuan memenhindari duplikasi karena setiap permintaan laporan
tersebut dicek dengan berkas laporan fungsioanl. Bila ada informasi yang dimuat
dapat dimasukan kelaporan yang ada sehingga tidak perlu membuat laporan baru.
Informasi pada setiap formulir meliputi:
1. Kopi (salinan) edisi mutakhir dan
sebelumnya
2. Kertas kerja yang menunjukan
tahap tahap pengembangan
3. Sebuah kopi atau rujukan
kepedoman dari atasan
4. Permintaan asli menyangkut
permintaan persetujuan dan permintaan selanjutnya
5. Dokumen berisi spesifikasi dan
menunjukan kegiatan reproduksi atau pengadaan
6. Dokumen yang menunjukan
persediaan dan distribusi
Katalog lapoaran
Evaluasi
Evaluasi laporan diperoleh berdasarkan masukan yang
berasal dari pembuatan laporan, pemakai dan penerimaan laporan. Masalah yang
berkaitan dengan metode adalah banyak manajer merasa bahwa mereka memerlukan
semua kopi laporan dengan tidak memandang apakahlaporan tersebut benar benar di
gunakan atau hanya diberkaskan saja.
Mengunakan tenknologi komputer
Teknologi komputer memiliki dampak maknawi terhadap
persiapan, penyusunan, penyebaran dan pengendalian laporan
Persiapan dokumen
Perangkat lunak pengolah kata membantu penulis
lapoean dalam menulis dan menyunting laporan dengan cepat dan efisien.
Perangkat lunak grafik memungkinkan konversi informasi tabuler dan menarik
menjadi paparan grafik seperti peta dan bagan.
Transmisi
dokumen
Laporan elektronik dapat disimpan dalam pangkalan
data dan siap diakses oleh pemakai. Pada simpan elektronik, laporan tersedia
setiap saat namun setiap menhemat waktu dan tenaga dan laporan tidak
didistribusikan melainkan menunggu diakses oleh pemakai.
Kontrol dokumen
Pangkalan data disimpan juga untuk menyimpan indeks
laporan sebuah perusahaan. Pada pangkalan data juga dapat disimpan katalok yang
mendeskripsi laporan
2.10
metode pembamberkasan sistem abjad
metode pemberkasan sistem abjad dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
1. Penyusunan
berkas yang baku
2. Sistem
abjad
3. Penyusunan
berdasarkan adjab nama
4. Peraturan
pengadjadan
5. Nama orang
6. Nama
tunggal
7. Nama
ganda
8. Nama
dengan awalan
9. Nama
yang menggunakan tanda sambung
10. Nama
cina
11. Rujukan
silang
12. Wanita
yang menikah
13. Gelar
14. Nama
yang ditulis menjadi satu dengan tanda selang
15. Nama
wanita yang menikah
16. Nama
panggilan
17. Nama
perusahaan
18. Nama
orang dalam nama perusahaan
19. Gelar
dalam nama bisnis
20. Singkatan
21.
Alamat
Metode pemberkasan nonabjad
Sistem pemberkasan nonabjad terdiri dari beberapa
sitem yaitu :
1. Sistem
alfanumerik
Alfanumerik merupakan pemberkasan
gabungan antara sistem abjad dengan sisten numerik. Pada sistem ini, berkas
mula-mula disusun menurut abjad, baru kemudian disusun menurut nomor dibawah
urutan abjad
2. Sistem
klasifikasi
Penyusunan berkas arsip dinamis
desimal menggunakan klasifikasi desimal buatan sendiri maupn yang sudah ada.
Salah satu klaisifikasi desimal yang banyak diginakan diperpustakaan adalah DDC
(Deway decimal klasification).
3. Sistem
numerik
Pada sistem klasifikasi numerik,
arsip dinamis disusun menurut urutan binlangan. Nomor numerik pada berkas
berasal dari bebberapa asal, mungkin nomor tersebut merupakan bagian dari arsip
dinamis itu sendiri, minslnya pada tagihan, kwitansi, cek, kartu penduduk,
nomor tersebut dapat pula ditambahkan untuk memudahkan pengolahn dan temu
balik.
4. Sistem
kronologis
Sistem menurut kronologis merupakan
sistem oenyusuna berkas yang dijajar
menurut urutan tangal, muali dari tanggal sampai dengan tahun. Susunan
kronologis cocok untuk : suspence files, berkas transaksi, berkas perorangan.
Keutungan sistem kronologis yaitu:
·
Mudah dilaksanakan
·
Cocok untuk klasifikasi menyeluruh,
minsalnya korespondnesi dalam beberapa tahun atau berbagai tahun
Kerugian sistem kronolgis yaitu:
·
Hanya bermanfaat untuk badan atau
perusahaan yang kecil saja
·
Tidak berguna bial tahun atau tanggal
tidak diketahui
·
Surat masuk akan terpisah dari surat
keluar
5. Sistem
warna
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Surat
adalah media komunikasih dalam bentuk tulisan yang dilakukan oleh seseorang
atau lembaga keseseorang atau lembaga lainya. Surat menyurat adalah salah satu bentuk komunikasih
dengan mempergunakan surat sebagai alat, oleh karena itu surat menyurat
merupakan salah satu alat komunikasih yang sangat penting dan setiap waktu
dilakukan dalam tugas sehari-hari dalam kantor. Surat merupakan salah satu alat
komunikasih tertulis yang berasal dari
satu pihak dan ditujukan dari pihak lain untuk menyempaikan berita dengan jelas
karna sangat penting artinya dalam membantu memperlancar tujuan organisasi.
B. SARAN
Kami menyadari bahwa makalah kami mempunyai banyak
kekurangan oleh sebab itu kami minta maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan
dan penggunaan kata-kata, dan semoga makalah kami bermanfaat bagi penulis
khususnya dan untuk pembaca khususnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Hasanah, Nanan. 2009. Implementasi Perpustakaan
Digital di Institut Teknologi Bandung. Jurnal Pustakawan Indonesia. Vol.6
No.1.
Sulistyo-Basuki.
2001. Local Content: Harta Karun Yang Tersembunyi. Makalah seminar
Unkris Petra. Surabaya.